Selasa, 09 Agustus 2011

RAMADHAN dan KONSUMERISME


Ramadhan tiba, nuansa religi terasa dimana-mana.
Mulai Masjid agung, masjid di komplek, musala, surau ramai sekali.
Bulan Ramadhan menghidupkan siang dan malam.
Semua umat muslim berlomba - lomba mendapat barokah dan hidayah di bulan ini.

Tak ketinggalan pula geliat perekonomian juga mengalami kemajuan yang berarti,
Ramadhan tiba semua pusat perekonomian diantaranya pasar, mall, pasar kaget yang berjualan keperluan buka puasa sampai sahur semua tersedia disitu. Akibatnya hukum ekonomi berlaku disitu, semakin banyak permintaan semakin tinggi harga barang.

Tak ketinggalan pula adalah maraknya geliat sosial yakni munculnya para pengemis dimana-mana.
Pemandangan ini sangat kontras dengan semakin ramainya mall, pasar tradisional, maupun pasar kaget.
Walaupun terkadang tidak sedikit pula para pengemis yang muncul adalah pengemis dadakan hanya pas bulan Ramadhan dan Lebaran saja.
Malah ada yang mengandalkan pengemis sebagai pekerjaan. ( Astaqfirullah....)

Di Islam sendiri padahal sudah ditanamkan bahwa, tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.
Untuk itu seyogyanya jikalau ingin bersedekah usahakan jangan di jalan raya, mungkin lebih bijaksana melalui badan-badan amil zakat yang sudah disediakan oleh pemerintah atau bisa diberikan langsung kepada sodara/tetangga terdekat.

Yang sangat menggelitik adalah, Bulan Ramadhan, ada sebagian kalangan tertentu yang mengadakan buka bersama di restoran mewah, di hotel-hotel berbintang, dan yang datang adalah golongan dari mereka sendiri.
hal itulah yang terkadang semakin membuat jarak antara yang miskin dan yang kaya.
Setelah itu biasanya diakhiri dengan acara shopping.
Pengemis tetap ramai dijalanan dan mall tetap ramai dengan para pengunjung untuk membeli keperluan Ramadhon dan hari Lebaran.

Untuk itulah kita perlu mengkaji lebih mendalam tentang makna puasa itu sendiri.
Puasa tidak hanya sebagai ajang melepaskan selera makan, ganti baju baru serta bermegah-megahan.
Puasa bukanlah ajang konsumerisme tetapi lebih pada peningkatan iman dan ketaqwaan.
Nabi Muhammad SAW berpesan, “Bahwa berapa banyak amal yang berwujud amal akhirat tetapi menjadi amal dunia karena niat yang jelek, dan berapa banyak amal yang berwujud amal dunia tetapi menjadi amal akhirat karena niat yang baik”.

Apalagi budaya konsumerisme dan sifat mubazir sangat dilarang agama seperti firman Allah SWT, “Sesungguhnya mubazir atau perilaku berlebihan adalah saudara setan.” (QS: Al Isra’ ayat 28).

Selamat menuanikan ibadah puasa di hari yang ke 10.
Semoga kita semua bisa menjadi pemenang yang sesungguhnya, dan menambah pula iman dan taqwa kita sebagai bekal implementasi setelah selesai puasa nanti.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar